Kutipan Novel
"Kita harus ke Klan Bintang, Ra."
Aku yang sedang menyalin catatan pelajaran geografi dari buku tulis Seli menoleh. Apa maksudnya?
Bukankah dia sudah berhenti membahasnya?
"Aku tahu kamu tidak akan melanggar janji menggunakan buku matematika itu, Ra. Tapi kita tetap bisa
pergi ke sana dengan cara lain."
"Bagaimana kamu akan ke sana? Hanya buku matematika Ra yang bisa membuka portal menuju dunia
paralel." Seli bertanya lebih baik, tidak langsung bereaksi keberatan seperti aku.
"Tidak, Sel. Buku matematika Ra bukan satu-satunya cara. Masih ada cara lain, cara yang lebih rumit, tapi
itu lebih seru. Jika buku milik Ra seperti teknologi digital, langsung mengirim kita ke sana secara instan,
aku sudah menemukan cara manual, lewat perjalanan fisik."
"Perjalanan fisik? Memangnya kamu tahu di mana Klan Bintang?"
"Sekarang aku tahu."
Kali ini aku serius menatap Ali. Ini menarik sekali. Av dulu pernah menjelaskan, dunia paralel itu seperti
lapangan luas yang di dalamnya ada lapangan voli, basket, sepak bola, serta bulutangkis secara simultan.
Keempat kian ada di atas lapangan yang sama, empat pertandingan berlangsung serentak, tanpa pemain
saling ganggu, karena mereka dipisahkan oleh keberadaan fisik yang berbeda. Mereka tidak bisa saling
lihat, tidak bisa saling ketahui, karena dimensi atau tempatnya berlainan. Jika Ali bilang kami bisa
melakukan perjalanan fisik ke sana, itu berarti Klan Bintang secara fisik sama dengan bumi? Seperti pergi
ke luar negeri atau wisata ke luar kota? Tidak masuk akal.
"Klan Bintang ada di sini, Seli. Di dekat kita," Ali mengonfirmasi jawabannya.
Mataku membulat, Seli tidak sabar menunggu penjelasan. Ada di bumi? Lantas bagaimana orang-orang
tidak bisa melihatnya?
"Kamu ingat Av dulu pernah bilang, Klan Bintang terletak jauh sekali, tidak bisa dipetakan oleh teknologi
milik Klan Bulan, tidak bisa ditemukan oleh siapa pun, karena Av keliru, kota-kota, peradaban Klan
Bintang tidak berada di atas awanawan sana, sebaliknya, mereka justru ada di bawah. Mereka ada di
perut bumi, Aku yakin soal ini."
"Di perut bumi?"
"Iya. Mereka membangun tempat tinggal di sana. Ribuan kilometer di dalam sana."
"Eh, bagaimana mungkin manusia tinggal di dalam bumi? Klan Bulan saja hanya bisa menembus beberapa
kilometer, tidak lebih dari itu," Seli menyela.
"Itu karena kita tidak pernah mau menyadarinya. Kita selalu melihat ke atas, memandang langit, wow,
betapa luas dan tingginya langit. Tapi, apakah ruang di atas kepala kita luas? Tidak juga. Kamu lihat
pesawat terbang yang melintasi kota kita? Pesawat itu hanya berada di ketinggian paling maksimal
sepuluh kilometer. Awan bisa lebih tinggi lagi, bisa belasan kilometer. Balon terbang mungkin bisa tiga
puluh kilometer. Satelit pemancar bisa menyentuh ketinggian enam ratus kilometer. Apakah itu tinggi?
Tidak. Itu pendek jika dibandingkan dengan perut bumi. Hanya enam ratus kilometer batas tertinggi langit
yang disentuh manusia bumi.
"Bayangkan diameter perut bumi, nyaris tiga belas ribu kilometer, satelit yang enam ratus kilometer di atas
kepala kita tidak ada apa-apanya dibanding diameter bumi yang tiga belas ribu kilometer, dua puluh kali
lebih tinggi. Di dalam sanalah, ribuan kilometer, Klan Bintang meletakkan kota. Peradabannya jauh dari
gangguan kian mana pun. Mereka bisa menciptakan kota luas dengan langit-langit buatan ratusan kilometer
persis seperti dunia kita, sepanjang teknologinya ada."
"Tapi, bukankah di perut bumi ada magma? Panas sekali, bukan?" Seli teringat pelajaran geografi.
"Itu tidak masalah bagi teknologi mereka, Sel. Klan Bintang adalah kian paling maju dibanding klan lain.
Lagi pula, jika mereka mengeduk kedalaman tiga ribu kilometer misalnya, itu tetap masih jauh dengan inti
bumi, masih tiga ribu kilometer lagi. Aku yakin sekali, hipotesisku akurat. Di sanalah peradaban Klan
Bintang berada. Secara fisik mereka berada di tempat yang sama dengan Klan Bumi."
Ruangan kelas kami lengang.
Aku dan Seli mencoba mencerna penjelasan Ali. Dulu, Ali juga punya hipotesis yang jitu tentang dunia
paralel. Meski aku tidak mernercayainya, ternyata dia benar. Av memberitahukan kebenarannya. Apakah
yang satu ini juga benar?
Download Novel Matahari karya Tere Liye pdf